Showing posts with label Sufi. Show all posts
Showing posts with label Sufi. Show all posts

Monday, February 16, 2015

HEY JELITA GUWE MAU LAMAR ELO, GIMANA SIAP LOE?

Ini adalah sebuah kisah tentang seorang pemuda shalih yang sedang mencari calon pendamping.

Semoga kisah ini dapat menginspirasi dan menjadi renungan bagi para muslimah untuk selalu memperbaiki diri.

Konon di sebuah desa ada seorang pemuda yang shalih, tampan, pendidikannya baik dan umurnya telah mencukupi untuk menikah. Kedua orangtuanya telah memberikan usulan calon istri padanya, namun semuanya ditolak oleh sang pemuda shalih.

Tiap kali ada wanita yang dihadirkan di rumahnya, namun jawabannya selalu sama, “Dia bukanlah orangnya!”Pemuda itu mengatakan bahwa kriteria yang diinginkannya adalah sosok muslimah yang religius dan taat menjalankan agamanya (shalihah). Kemudian orangtuanya menemukan sosok wanita yang dirasa memenuhi kriteria pemuda itu.

Wanita yang dimaksud memang terlihat religius dan juga cantik.Akhirnya wanita itu dipertemukan dengan pemuda shalih tersebut.

Kemudian mereka berbincang-bincang dan pemuda tersebut mempersilakan sang gadis untuk bertanya apa saja pada dirinya. Kemudian, dengan semangat sang gadis banyak bertanya tentang pemuda tersebut. Tak satupun pertanyaan yang tidak dijawab oleh pemuda itu dengan ramah dan sopan, sehingga wanita itu merasa gembira.

Namun, setelah cukup lama mengobrol si wanita mulai bosan dan berharap pemuda itu ganti menanyainya.

Lalu, pemuda itu berkata, “Aku hanya akan menanyakan tiga hal padamu,”Sang Wanita cukup girang, hanya tiga? Okelah, silakan.

1. “Siapakah yang paling kamu cintai, yang kamu cintai melebihi siapapun yang ada di dunia ini?

”Wanita itu menjawab dengan mantap,”Ibuku,” Ini pertanyaan yang mudah, pikir si gadis.

2. “Kamu bilang, kamu banyak membaca Al-Qur’an, bisakah kamu memberitahuku surat mana yang kamu ketahui artinya?

”Wanita itu tersipu malu, dia tidak yakin akan menjawab karena dia belum banyak belajar tentang arti surat-surat dalam Al Qur’an yang dibacanya karena sibuk. Dia berjanji akan memelajarinya nanti.

3. “Aku telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang jauh lebih cantik dan pintar daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?”

Mendengar pertanyaan ketiga ini, sang wanita meradang dan mengadukan hal itu kepada orangtuanya perihal pertanyaan sang pemuda. Ia mengatakan pada orangtuanya bahwa dia tidak ingin menikahi pemuda itu karena dia telah menghina kecantikan dan kepintarannya.

Kemudian orangtua pemuda itu bertanya mengapa pemuda itu menyinggung perasaan gadis itu dan membuatnya sedemikian marah? Pemuda itu telah menyiapkan jawabannya sendiri.

Pertanyaan pertama, gadis itu mengatakan bahwa yang paling dia cintai adalah ibunya. Orangtuanya bertanya, “Apa yang salah dengan hal itu?” Pemuda itu menjawab, “Tidaklah dikatakan Muslim, hingga dia mencintai Allah dan RasulNya (shalallahu’alaihi wa sallam) melebihi siapapun di dunia ini”.

Jika seorang wanita mencintai Allah dan Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) lebih dari siapapun, dia akan mencintaiku dan menghormatiku, dan tetap setia padaku, karena cinta itu, dan ketakutannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan kami akan berbagi cinta ini, karena cinta ini adalah yang lebih besar daripada nafsu untuk kecantikan.

Pertanyaan kedua, wanita itu bilang dia sibuk sehingga tidak sempat belajar Al Qur’an. Maka aku pikir semua manusia itu mati, kecuali mereka yang memiliki ilmu. Dia telah hidup selama 20 tahun dan tidak menemukan waktu untuk mencari ilmu, mengapa aku harus menikahi seorang wanita yang tidak mengetahui hak-hak dan kewajibannya, dan apa yang akan dia ajarkan kepada anak-anakku, kecuali bagaimana untuk menjadi lalai, karena wanita adalah madrasah (sekolah) dan guru terbaik. Dan seorang wanita yang tidak memiliki waktu untuk Allah, tidak akan memiliki waktu untuk suaminya.

Pertanyaan ketiga, wanita itu marah ketika aku bertanya apa yang membuatnya pantas untuk aku nikahi sedangkan telah banyak wanita yang datang lebih cantik lagi pintar daripada dia. Orangtanya berkata bahwa itu sesuatu yang menyebalkan bagi seorang wanita. Pemuda itu menjawab, “Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) mengatakan ‘Jangan marah, jangan marah, jangan marah’, ketika ditanya bagaimana untuk menjadi shalih, karena kemarahan adalah datangnya dari setan. Jika seorang wanita tidak dapat mengontrol kemarahannya dengan orang asing yang baru saja ia temui, apakah kalian pikir dia akan dapat mengontrol amarah terhadap suaminya?

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah diatas adalah dalam sebuah pernikahan

1Hendaknya orang lebih mementingkan ilmu, bukan kecantikan.
Beramal, bukan hanya berceramah atau membaca.
Mudah memaafkan dan tidak gampang marah.
Keshalihan dan ketaatan kepada Allah, bukan hanya nafsu.

Sedangkan memilih pasangan hendaknya adalah orang yang mencintai Allah SWT di atas segalanya yang ada di dunia ini, mencintai Rasulullah Saw di atas manusia yang lain, Memiliki ilmu lslam dan mau beramal dengan ilmu tersebut, dapat mengontrol kemarahan, dan mudah diajak musyawarah atau berkomunikasi.

Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:“Wanita dinikahi karena empat hal, (pertama) karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang agamanya baik, jika tidak maka kamu akan tersungkur fakir”. (HR. Bukhori no. 5090, Muslim no. 1466)

Semoga kisah di atas dapat memberi hikmah dan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Sumber: Fimadani.com


Tuesday, February 10, 2015

LAMARAN ABANG DI TOLAK AYAHMU DEK, HANCO ANEUK MUDA

HANCOE ANEUK MUDA.
Sial benar pria Arab satu ini. Gara-gara tidak bisa menjawab pertayaan waktu salat subuh, ia pun ditolak lamarannya.Dikutip dari Harian Ain Salam, Selasa (10/2/2014), pria yang pergi bersama ayahnya ke rumah gadis di Kota Hail,Arab Saudi, mengatakan kepada ayah sang gadis bahwa ia ingin menikahi putrinya."Sang ayah mengaku tidak keberatan, tapi dia harus menjawab satu pertanyaan. Dia mengatakan ke pelamar bahwa jika dia bisa menjawab, maka ia akan membiarkan sang pria menikahi putrinya tanpa mahar atau biaya lainnya, " kata harian berbahasa Arab itu. Ketika ayah bertanya tentang waktu salat subuh, pelamar terbata-bata dan tidak bisa memberikan jawaban yang benar. Sang ayah lalu mengatakan kepadanya, "Jika Anda tidak dapat melihat usai doa-doa Anda, maka Anda tak dapat melihat anak perempuan saya. Saya minta maaf, Anda tidak bisa menikahinya".

Duh Hancur...
Hancur... Hancur hati abang dek!
Sumber: TRIBUNNEWS.COM

Saturday, February 7, 2015

KARENA MANUSIA TERUS BERMAKSIAT, SETAN MINTA PENSIUN



Setan Minta Pensiun
Setan: "Ya tuhan, saya mau pensiun aja!"
Tuhan: "Kenapa kamu minta pensiun padahal kamu yang meminta untuk slalu menggoda manusia?"
Setan: "Amit amit sekarang kelakuan manusia udah melebihi setan, hamba kuatir justru hamba yang tergoda oleh manusia. Makanya hamba minta pensiun aja"
ini alasannya :
Manusia BERZINA, yang enak dia, yang disalahkan SETAN.
Manusia KORUPSI yang menikmati dia, katanya digoda SETAN.
Manusia SELINGKUH dia keenakan, katanya dipengaruhi SETAN.
Manusia ke DISKOTIK dan karaoke disana bernyanyi nyanyi, senggol sana sini, katanya disuruh SETAN.
Manusia yang BERJUDI, katanya ajakan SETAN. Padahal hamba nggak bisa gunain duit.
Manusia BERBOHONG karna pengaruh SETAN, padahal untung ruginya gak ada buat SETAN.
Manusia MAKAN SIANG hari dibulan ramadhan katanya SETAN, padahal temen temen SETAN pada dipenjara.
Setan: "pokoknya hamba pengen pensiun aja. Manusia bener bener kebangetan deh" (humor)

JENAZAH "AHLI MAKSIAT" DISHALATI SULTAN & ULAMA

JENAZAH "AHLI MAKSIAT" DISHALATI SULTAN & ULAMA
(Ilustrasi)
Di ceritakan bahwa suatu malam Sultan Murad IV (Sultan Turki Utsmani, memerintah Juni 1612 - Februari 1640) merasa sangat galau, ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan mengatakan bahwa ia akan pergi keluar istana dengan menyamar. Sesuatu yang memang biasa beliau lakukan.
Sultan berkata: "Mari kita keluar, kita blusukan melihat wargaku".
Mereka pun pergi, udara saat itu sangat panas. Tiba-tiba, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Disentuh dan dibangunkan oleh Sultan, ternyata ia telah wafat.
Orang-orang yang lewat di sekitarnya tidak ada yang peduli kepada mayat tersebut.
Maka Sultan memanggil mereka, kemudian mereka bertanya: "Ada apa? Apa yang kau inginkan?".
Sultan berkata: "Mengapa orang ini wafat tapi tidak ada satu pun diantara kalian yang membawanya? Siapa dia? Dimana keluarganya?"
Mereka berkata: "Orang ini Zindiq, pelaku maksiat, dia selalu minum khamar dan selalu berzina dengan pelacur".
Sultan berkata: "Tapi . . bukankah ia juga umat Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam? Ayo angkat dia, kita bawa ke rumahnya".
Mereka pun membawa mayat laki-laki itu ke rumahnya. Ketika sampai di rumahnya, saat istri laki-laki tersebut mengetahui suaminya telah wafat, ia pun menangis. Tapi orang-orang langsung pergi, hanya sang Sultan dan kepala pengawalnya yang masih tinggal.
Kemudian Sultan berkata kepada istri laki-laki itu: "Aku mendengar dari orang- orang disini, mereka berkata bahwa suamimu itu dikenal suka melakukan kemaksiatan ini dan itu, hingga mereka tidak peduli akan kematiannya".
Sang istri pun bercerita: "Awalnya aku menduga seperti itu. Suamiku setiap malam keluar rumah pergi ke toko minuman keras (khamar), kemudian membeli sesuai kemampuannya. Ia bawa khamar itu ke rumah, kemudian membuangnya ke dalam toilet, sambil berkata: "Aku telah meringankan dosa kaum muslimin". Dia juga selalu pergi ke tempat pelacuran, memberi mereka uang dan berkata: "Malam ini merupakan jatah waktuku, jadi tutup pintumu sampai pagi, jangan kau terima tamu lain!". Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku: "Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa pemuda-pemuda Islam". Tapi, orang-orang yang melihatnya mengira bahwa ia selalu minum khamar dan melakukan perzinahan. Dan berita ini pun menyebar di masyarakat. Sampai akhirnya suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku: "Kalau nanti kamu mati, maka tidak akan ada kaum muslimin yang akan memandikan jenazahmu, tidak ada yang akan mensholatimu, tidak ada pula yang menguburkanmu". Ia hanya tertawa, dan berkata: "Jangan takut sayangku, jika aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya kaum muslimin, oleh para Ulama dan para Auliya".
Maka, Sultan Murad pun menangis, dan berkata: "Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad, dan besok pagi kita akan memandikannya, mensholatinya dan menguburkannya".
Demikianlah, akhirnya sholat jenazah laki-laki itu diikuti oleh Sultan, para ulama, para syeikh dan seluruh warga masyarakat.
*****
Subhanallah, kadang kita suka menilai orang dari apa yang kita lihat dan kita dengar dari omongan orang. Andai saja kita mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang, niscaya pasti kita akan menjaga lisan kita dari membicarakan orang lain... Semoga kita bisa meneladani sifat Sang Sultan yang senantiasa berhusnuzhon kepada siapapun, aamiinn....
[Cerita ini diambil dari buku harian Sultan Murad IV (Sultan Turki Utsmani, memerintah Juni 1612 - Februari 1640)