Wednesday, February 25, 2015

POLITIK PEUBOCHO BHAN MOTO WALI KOTA

Politik Peuboco Bhan Moto Walikota untuk Merebut Ibu Kota.

"Kali ini mencoba menang melalui Tendangan bebas tak langsung"

Kadang dalam "politik?" Seseorang punja hasrat untuk merengkuh sebuah jabatan semisal posisi Wali kota atau wakil wali kota, tapi motor yang dia gunakan atau kapasitas dia pribadi saat pemilihan terdahulu tidak punja "kans" untuk merebut posisi idaman itu secara langsung, lantas targetnja pun bergeser bukan lagi untuk merebut tapi beralih untuk meributkan saja (karena kans untuk merebut/tendangan langsung ke gawang telah tertutup) dengan mendorong sebahagian pihak (yang punja kans) untuk merebeut dan menghantam pihak lain yang juga (punja kans) untuk merebut yang pada akhirnya calon pemenang yang ingin dan mampu memenangkan posisi tersebut harus "mumank" dulu dengan "ributan" yang dibikin oleh orang yang meributlan tadi.

Di sisi lain dia juga berusaha mengguncang ibu kota dengan menghasut atau mendiskreditkan pemenang yang telah mengalahkan jagoannja dulu, gak syar'ilah, ingkar janjilah yang konon tujuannja meributkan ibu kota disisa periode kepemimpinan Walkot dan Wawalkot harus "buruk" dimata rakyat meskipun njatanja mereka yang sedang berkuasa terbilang sukses (meskipun) tetap ada minusnja, nah minus itulah yang dikonversi menjadi energi dia untuk meledakkan ibu kota demi merebut posisi yang ditargetkannja di masa mendatang.

Yang jelas jendral POLITIK tak pernah mau kalah.
"Keu kee han, keukah pih bek njaman"

Dan akhirnja dengan tendangan bebas tak langsung itu diharapkan pemain lawan cetak gol bunuh diri.

Ributlah PPP dengan DEMOKRAT maunja dia. Sehingga pada pilkada 2017 DUET MAUT PPP & HARUS BUBAR, sehingga kans meunang si mereka itu bisa lebih besar.

Ah.. sudahlah.
Inilah politik.
Jika dia tak bisa menang maka pemenang itu sendiri harus tetap kalah.

Sumber: masterramadhan.com

No comments:

Post a Comment