MALANGNYA NASIB ORANG TUA MAHASISWA/I
A: Dek kamu dimana?
B: Di kampus bang...
A: Jam berapa aja kuliah hari ini?
B: Penuh bang...
A: Jadi kenapa sibuk OL kamu?
B: Dosennja gak masuk bang
A: Oew... Emg gg dikasi kabar?
B: Gg bang...
A: Jam pertama tadi?
B: Gg masuk juga bang
A: Kok bisa?
B: Karena Dosen jam pertama tadi berhalangan bang
A: Ntar jam ke 4, masuk gg dek?
B: Jam ke 4 tergantung dosennja bang, karena yang jem ke 2 pun tidak masuk tadi Dosennja Keluar Kota.
A: Waduss... Brat that lagoe?
B: Cit meunan bang yang penteng Spp bek telat!
A: Mulai singoh tajak U Glee mantong tanjo dek, jeh lampoh atra ayah keubah hana soe Catok lom.
B: Ndak mau adek bg
A: Klo adek ndak mau smester depan kita mau bayar SPP pake apa deek?
B: Hoooom bang... mumank adek menjo lageinjo!
A: Atau kita gabung sama bg DIN MINIMI saja? Kita hamboe itu kampus ntar?
B: Tapi biasanja di rapel masuknja di akhir semester bang.
A: Rapel sih rapel tapi, kebiasaan buruk seperti ini tetap saja tidak boleh dilestarikan, apa lagi di wariskan.
B: Kok gitu bang?
A: Karena beda Antara mate-matika dan psikologi.
@2x8 = 8x2 = 16x1 = 1x16 dalam perspektif mate matika sama.
@Tapi dalam perspektif Psikologi 16x1 tidak sama dengan 1x16
Jadi masuk secara rutin dan sesusi jadwal itu lebih baik daripada, rapel di akhir semester.
B: Hom lah bang...henk adek bang.
Kadang saya merasa ada yang "Galak-Galak" di dunia pendidikan kita.
Dan itu menjadi awal dari "tumbuhnja" rasa terjajah dihati orang yang merasa dirugikan, al hasil tidak tertutup kemungkinan akan melahirkan berbagai golongan mahasiswa:
1. Ada di antara mereka yang punja kemampuan berupa biaya yang didukung kecerdasan yang memadai, dengan penuh kesadaran akan berusaha terus menjelesaikan kuliah namun tidak mewarisi mental setan dari pendahulunja, sehingga ketika mereka bekerja akan dengan sungguh-sungguh berusaha meninggalkan kebiasaan buruk di dunia pendidikan tersebut, sehingga mereka benar-benar menjadi pekerja-pekerja yang sangat bertanggung jawab dan profesional.
2. Ada segelintir dari mereka yang punja sedikit kemampuan berupa biaya yang dudukung kecerdasan yang memadai akan berusaha terus menjelesaikan kuliah namun mewarisi mental setan dari pendahulunja, sehingga ketika mereka bekerja juga akan "GALAK-GALAK"
3. Sementara dilain pihak ada mahasiswa/i yang berfikiran sedikit ekstreem dengan penuh kesadaran mengajak kawan-kawan nja untuk mempertanjakan kinerja dosen terkait atau bahkan kampus karena mereka merasa tidak mendapatkan haknja yang pada akhirnja mereka di "identikkan" dengan pemberontak (tukang bikin rusuh) secara halus.
4. Lebih parah lagi jika ada yang lebih ekstreem dari itu, dengan pertimbangan seadanja mereka cenderung melakukan protes secara anarkis yang pada akhirnja mereka jadi pemberontak dengan memanggul senjata.
Kira-kira orang tua anda tergolong orang tua dari anak yang golongan mana ya?
Semoga kalau tidak di golongan PERTAMA jangan sampai di Golongan ke DUA.
No comments:
Post a Comment