JEJAK ETNIS ROHINGYA
SEJARAH warga etnis yang tinggal di Negara Bagian Arakan,
Myanmar, cukup bervariasi. Banyak pula perbedaan-perbedaan dan klaim yang
diutarakan para sejarahwan dalam mendeskripsikan asal-usul bangsa Rohingya. Seorang
sejarawan seperti Khalilur Rahman mengatakan, kata "Rohingya" berasal
dari bahasa Arab yaitu "Rahma" yang berarti pengampunan. Sejarawan
itu menelusuri pula peristiwa kecelakaan kapal pada abad ke-8, tepatnya pada
saat kapal Arab terdampar di Pulau Ramree (perbatasan Burma dan Bangladesh).
Pada saat itu, para pedagang
keturunan Arab itu terancam hukuman mati oleh Raja Arakan. Mereka memberontak
dan berteriak "Rahma." Penduduk Arakan kesulitan untuk menyebut Kata
"Rahma" mereka justru menyebut "Raham" (kasihanilah kami)
dari "Raham" kata itu berubah menjadi "Rohang" dan akhirnya
menjadi "Rohingya." Namun sejarah itu ditepis oleh mantan Presiden dan
Sekretaris Konferensi Muslim Arakan, Jahiruddin Ahmed dan Nazir Ahmed. Ahmed
mengklaim, kapal yang terdampar di Ramree adalah kapal milik warga Muslim
Thambu Kya, yang tinggal di pesisir pantai Arakan. Merekalah warga Rohingya
yang sebenarnya, dan mereka merupakan keturunan warga Afghanistan yang tinggal
di Ruha.
Sejarahwan lain yang bernama MA
Chowdhury memiliki pendapat lain mengenai asal usul Rohingya. Chowdhury yakin,
di antara warga Myanmar, ada populasi Muslim yang bernama "Mrohaung."
Warga itu berasal dari Kerajaan Kuno Arakan dan nama "Mrohaung"
diubah menjadi "Rohang."
Sementara itu sejarahwan asal
Myanmar, Khin Maung Saw menjelaskan, warga Rohingya tidak pernah muncul dalam
sejarah Myanmar, sebelum tahun 1950. Sejarahwan Myanmar lainnya juga yakin,
tidak ada kata "Rohingya" dalam sensus penduduk 1824, yang dilakukan
oleh Inggris.
Klaim baru pun muncul dari
Universitas Kanda yang menyebutkan bahwa warga Rohingya merupakan keturunan
dari bangsa Benggala yang bermigrasi ke Burma pada dekade 1950an. Mereka
melarikan diri di era kolonialisme. Bersamaan dengan itu, Dr. Jacques P mengatakan bahwa
penggunaan kata "Rooinga" sudah ada pada abad ke-18, dan kata itu
dipublikasikan oleh seorang warga Inggris.
Menurut sejarah, peradaban Muslim
di Arakan sudah ada pada abad ke-8, tepatnya di saat pedagang Arab tiba di
Asia. Mereka bermukim di Kota Mrauk-U dan Kyauktaw, wilayah itu saat ini
dipenuhi oleh etnis Rohingya. Tepat pada 1785, Burma menguasai Arakan dan sekira 35
ribu warga Arakan kabur ke wilayah Chittagong yang dikuasai Inggris. Mereka
menyelamatkan diri dari penindasan Burma dan meminta perlindungan tehradap
Inggris. Di bawah perlindungan Inggris, warga Arakan diminta
untuk membantu Inggris dalam bidang pertanian. Mereka diminta untuk bermigrasi
ke sebuah lembah di Arakan dan bercocok tanam. Perusahaan Hindia Timur Britania
meluaskan kontrol administrasi Benggala di Arakan.
Pada abad ke-19, ribuan warga
Benggala di Chittagong bermukim di Arakan untuk mencari pekerjaan. Sementara
itu, beberapa etnis Arakan juga tinggal di Benggala. Populasi warga Muslim
Arakan semakin meningkat dan hal itu dibuktikan lewat sensus Inggris 1891.
Sumber: news.okezone.com
KRONOLOGI PENDERITAAN ROHINGYA
Sebuah sumber lain juga melansir sejarah panjang
penderitaan etnis Rohingya dari masa kemasa, yaitu sebagai beriku:
1784 M :
Kerajaan Budha berkoalisi menyerang provinsi dan menduduki wilayah
Arakan. Mereka menghidupkan kerusakan di provinsi tersebut. Mereka
membunuh kaum Muslimin, membunuh para ulama kaum Muslimin dan para dai.
Mereka juga merampok kekayaan kaum Muslimin, menghancurkan
bangunan-bangunan islami baik berupa masjid maupun sekolah. Hal itu
karena kedengkian mereka dan fanatisme mereka terhadap kejahiliyahan budhisme
mereka.
1824 M : Inggris
menduduki Burma termasuk wilayah Arakan dan menancapkan penjajahan mereka atas
Birma.
1937 : Kolonial
Inggris menduduki provinsi Arakan dengan kekerasan dan menggabungkannya ke
Burma (yang saat itu merupakan koloni Inggris yang terpisah dari pemerintah
Inggris di India). Untuk menundukkan kaum Muslim agar bisa dikuasai dan
dijajah, Inggris mempersenjatai umat Budha.
1942 : lebih dari
100 ribu Muslim dibantai oleh orang-orang Budha dan ratusan ribu mengungsi ke
luar negeri.
1948 M : Inggris
memberi Birma kemerdekaan formalistik. Sebelumnya, pada 1947 M Inggris
menggelar konferensi untuk mempersiapkan kemerdekaan dan mengajak seluruh
kelompok dan ras di negeri tersebut kecuali Muslim Rohingya. Pada konferensi
itu Inggris menetapkan menjanjikan kemerdekaan kepada tiap kelompok atau suku
sepuluh tahun kemudian. Namun pemerintahan Birma tidak mengimplementasikan hal
itu. Yang terjadi adalah penindasan terhadap kaum Muslimin yang terus
berlanjut.
1962 : terjadi
kudeta militer di Burma di bawah pimpinan militer Jenderal Ne Win. Rezim
militer melanjutkan ‘tugas penting’ pembantaian terhadap umat Islam. Lebih dari
300 ribu Muslim diusir ke Bangladesh.
1978 : rezim
militer mengusir lagi setengah juta Muslim ke luar Birma. Menurut UNHCR, lebih
dari 40 ribu orang Muslim terdiri atas orang-orang tua, wanita dan anak-anak
meninggal dunia saat pengusiran akibat kondisi mereka yang memprihatinkan.
1982 : operasi
penghapusan kebangsaan kaum Muslim karena dinilainya sebagai warga negara bukan
asli Burma.
1988 M : lebih
dari 150 ribu kaum Muslimin terpaksa mengungsi ke luar negeri. Pemerintah
Myanmar menghalangi anak-anak kaum Muslimin mendapatkan pendidikan. Untuk
mengurangi populasi, kaum Muslim dilarang menikah sebelum berusia tiga puluh
tahun.
1991 : lebih
dari setengah juta kaum Muslim mengungsi akibat penindasan yang mereka alami.
2012 : Pada bulan
Juni orang-orang Budha melakukan serangan terhadap sebuah bus yang
mengangkut Muslim dan membunuh sembilan orang dari mereka. Konflik
cenderung dibiarkan oleh pemerintah. Pembunuhan, pembakaran rumah, dan
pengusiran terjadi. Puluhan ribu kaum Muslimin keluar dari rumah mereka.
Bangladesh menolak untuk membantu kaum Muslim yang tiba di Bangladesh. Negara
ini bahkan mengembalikan dan menutup perbatasan untuk saudara
Muslimnya. Tidak ada angka yang pasti jumlah korban Muslim, namun diduga
puluhan ribu Muslim terbunuh pasca pecahnya kembali konflik pada awal Juni
2012.
Artikel Terkait:
JUANDA DJAMAL, BAIKNYA ROHINGYA DIRELOKASIKAN
JUANDA DJAMAL, BAIKNYA ROHINGYA DIRELOKASIKAN
#LetsHelpRohingya
ReplyDeleteNews