ACEH, ISKANDAR USMAN ketua BANLEG DPRA
dalam sebuah diskusi public di WTC DARUSSALAM mengakui di depan public bahwa
banyak "tekanan" di PARLEMENT.
"Anda, saya boleh saja
berteriak di luar tapi begitu masuk kepemerintahan akan berbeda, kita tidak
bisa melakukan segala sesuatu semudah yang kita bicarakan, saya tantang anda
kalau anda menjadi pejabat nanti untuk benar-benar memilih pejabat karena
kompetensinya, tidak perlu dengar pengaruh kiri kanan" lebih kurang
seperti itulah jawabannya ketika menanggapi pertanyaan salah seorang
peserta diskusi, dia juga mencontohkan banyak mantan aktifis tingkat
nasional yang sebelumnya terlihat sangat idealis semisal Akbar Tandjung yang
ketika masuk ke pemerintahan terjebak dalam pragmatisme, realitasnja memang
benar bahwa memang ada tekanan yang dirasakan pejabat public ketika sudah masuk
ke pemerintahan.
Real memang...
Tapi di mata saya jika hal itu
dijadikan ALIBI untuk men-JUSTIFIKASI ketidak berdayaan mereka membawa
perubahan bagi rakyat yang telah memilih mereka secara kolektif dalam artian
mempengaruhi semua anggota DPRA untuk tidak terjebak dalam pragmatisme OK
karena itu memang sulit.
Tapi jika untuk pribadi juga
tidak bisa "melalukan" atau memberikan contoh yang lebih baik dari
yang sebelumnya, ngapain mereka dikirim mewakili rakyat ke DPRA?
Toh sama saja sengan yang pernah
menjabat sebelumnya.
Setidaknya sebagai pribadi yang
sadar akan pentingnya perubahan ke arah yang lebih baik, bisalah masing-masing
anggota DPRA (yang sadar) tersebut berbuat yang lebih baik, misalnya saja
dengan mewujudkan transparansi, mempublikasi kemana, program apa saja yang
diusulkan oleh setiap anggota DPRA yang berasal dari aspirasi rakyat yang
nilainya milyaran setiap tahun.
"Mulailah dari diri sendiri,
tidak berani menjungkal kebobrokan yang lain tidak apa-apa (karena ya belum
mampu), tapi setidaknja beranilah melakukan perubahan DARI DIRI sendiri"
Jika tidak?
Sama aja elo dengan yang lain.
Orang muda seharusnya bisa lebih
berani terbuka, peka dan responsif terhadap penderitaan rakyat.
Sumber:
No comments:
Post a Comment