AMERIKA SERIKAT, Biadab, Tiga mahasiswa muslim dikabarkan menjadi korban serangan terorisme di sebuah Universitas di Negara Teroris terbesar di dunia tersebut, sementara pihak berwenabg di negeri Teroris AS itu menyatakan ini adalah kriminal murni, "ini jelas tidak adil, kalo Muslim yang jadi korban selalu diklaim kriminal biasa, sementara jika Yahudi yang jadi korban muslim selalu dituduh sebagai teroris, ini sungguh menyesatkan, Amerika dan sekutunya adalah teroris terbesar di muka bumi ini, mereka selalu memakai standar ganda, seharusnya muslim di seluruh dunia harus menyadari ini" Kata Ramadhan ke media ini.
Sebagaimana diberitakan tiga mahasiswa muslim yang jadi korban adalah satu pasangan suami istri dan seorang saudara perempuannya, mereka diserang secara membabibuta oleh seorang teroris Yahudi laknatillah di apartemen dekat Universitas North Carolina di Chapel Hill, Amerika Serikat, pada Selasa, 10 Februari 2015, korban dikenal sebagai warga yang murah hati dan santun.
Menurut Omar AbdelBaky, 24 tahun, sahabat korban Deah Shaddy Barakat, korban merupakan teman semasa kecilnya yang sangat baik. Suatu ketika, AbdelBaky pernah mengeluhkan bahwa sebagai warga muslim yang besar di North Carolina, dia tidak pernah mendapat hadiah ketika Hari Raya Idul Fitri.
Barakat, kemudian menanyakan alamat tempat AbdelBaky tinggal. Dua pekan kemudian, sebuah hadiah berupa mainan helikopter tiba di rumahnya, pemberian dari Barakat."Itulah Deah, dia selalu memberi tanpa pernah berpikir dua kali. Saya ingin orang-orang mengenal dia, bahwa dia orang yang sangat baik," kata AbdelBaky dengan suara bergetar mengenang kematian Barakat, dikutip dari CNN, Rabu, 11 Februari 2015.
"Barakat tewas ditembak mati di apartemennya di Chapel Hill oleh seorang teroris yahudi berusia 46 tahun bernama Craig Stephen Hicks. Tak hanya Barakat, istrinya, Yusor Mohammad, 21 tahun, dan adik iparnya, Razan Mohammad Abu-Salha, 19 tahun, juga tewas dalam tragedi penembakan yang mengembuskan sentimen terhadap muslim.
Barakat adalah mahasiswa tahun kedua fakultas kedokteran gigi Universitas North Carolina dan tengah menggalang dana untuk mendirikan pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah di Turki. Barakat, yang merupakan keturunan imigran Suriah di AS, telah mengumpulkan dana sejumlah US$ 1.000 untuk pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah.
Dia baru menikah sebulan yang lalu dengan Yusor Mohammad, yang baru akan mulai belajar di fakultas tersebut pada musim gugur mendatang. Mohammad mengajak sejumlah perempuan muda dalam komunitasnya dan menempa persahabatan yang kuat.
Sementara adik Yusor Mohammad, Razan, dikenal sebagai seniman berbakat, dan juga mahasiswa tahun kedua di Universitas North Carolina.Dalam sebuah video yang direkamnya, Deah Barakat terlihat menjelaskan program perawatan gigi tersebut bersama dengan sepuluh dokter gigi lain. Mereka berencana membagikan sikat dan pasta gigi dan di kamp pengungsi dan menunjukkan cara merawat kebersihan mulut.
Dalam upaya penggalangan dana setelah tragedi penembakan ini, terlihat sejumlah kerabat dan warga serta publik yang bersimpati terhadap kasus ini memberikan donasi, sehingga saat ini dana sumbangan terkumpul lebih dari US$ 102 ribu.
AbdelBaky menyatakan sangat sulit menerima kenyataan bahwa sahabat dan keluarganya tiba-tiba tewas begitu saja. "Keluarga Barakat merupakan pasangan yang berbahagia. Mereka sangat bersinar, ramah, baik, dan penolong. Mereka sangat menginspirasi kami," kata AbdelBaky.
Rasa sedih juga menyelimuti Suzzane Barakat, kakak perempuan Barakat, yang menyatakan adiknya merupakan pria yang terkenal karena kebaikannya. Suzzane mengenang bahwa adiknya menyukai olahraga basket dan suka sekali makan kari."Enam minggu lalu saya menitikkan air mata kebahagiaan di pernikahan adik saya. Hari ini, kita menangis karena rasa sakit yang tak terbayangkan," kata Suzzane. "Ketiga korban adalah permata dari komunitas mereka dan meninggalkan kesan abadi pada orang-orang di sekitar mereka. Mereka menginspirasi kami. Mereka merupakan pemuda yang menjadi contoh baik bagi sesama." Suzzane menambahkan, "Kami masih dalam keadaan shock dan tidak akan pernah bisa memahami tragedi mengerikan ini." SUMBER: CNN.COM
No comments:
Post a Comment