Banda Aceh- Drs H Zainal Arifin terpilih sebagai Wakil Wali Kota (Wawalko) Banda Aceh dalam rapat paripurna pemilihan wawalko Banda Aceh masa jabatan 2012-2017, di Gedung DPRK Banda Aceh, Kamis (2/4/2015).
Pemilihan yang diikuti seluruh anggota dewan sebanyak 30 orang yang memberikan masing-masing suaranya kepada dua cawawalko yaitu Zainal Arifin dari PAN dan Ibnu Rusydi dari partai SIRA.Dalam pemilihan tersebut Zainal Arifin memperoleh 16 suara, sementara Ibnu Rusydi 14 suara.
Pasca terpihnya Calon PAN tersebut berbagai opini pun bermunculan, ada yang mengatakan kemenangan Zainal Arifin tidak terlepas dari pengkhianatan PPP yang dikomandoi Illiza Sa'aduddin Djama yang juga Wali Kota Banda Aceh, namun tanggapan berbeda justru diutarakan oleh Ramadhan yang selama ini aktif mengomentari perkembanfan politik di Aceh, kepada CNN.COM Ramadhan Al-Faruq mengatakan bahwa terpilihnya calon dari PAN tidak bisa dengan serta merta disalahkan PPP bahkan menurutnya sangat wajar PAN mendapatkan kursi Wakil Walikota.
"Saya tidak mau katakan pengkhianatan, tapi ini hanja bentuk kedewasaan dan kecerdasan dalam bersaing untuk terus melaju, Klo dikatakan PAN tidak pantas, justru saya merasa untuk posisi Wakil Wali kota dengan "komposisi" pendukung PAN, DEMOKRAT, SIRA, PPP Maka PAN sangat laya diberikan "giliran" untuk itu".
Lebih lanjut Ramadhan juga mengatakan bahwa "Demokrat sebagai BNA 1 Sudah 1,5 periode, PPP sebagai BNA 2 sudah 1, 5 periode Plus BNA1 0,5 Periode, PPP? Wajarlah dapat 0,5 periode di BNA2 hitung2 juga sebagai kuda-kuda menuju Pilkada BNA mendatang dg duet andalan Illiza-Zainal.
Saya kira ini Sangat adil untuk semua.
Partai SIRA dan Demokrat harus wellcome atas hasil ini.
Teruslah berbuat untuk BNA, jangan hanja tau bikin ribut". Pungkas Ramadhan di akhir pernyataan.
Politik Peuboco Bhan Moto Walikota untuk Merebut Ibu Kota.
"Kali ini mencoba menang melalui Tendangan bebas tak langsung"Kadang dalam "politik?" Seseorang punja hasrat untuk merengkuh sebuah jabatan semisal posisi Wali kota atau wakil wali kota, tapi motor yang dia gunakan atau kapasitas dia pribadi saat pemilihan terdahulu tidak punja "kans" untuk merebut posisi idaman itu secara langsung.Menyerang Walikota.
Lantas targetnja pun bergeser bukan lagi untuk merebut tapi beralih untuk meributkan saja (karena kans untuk merebut/tendangan langsung ke gawang telah tertutup) dengan mendorong sebahagian pihak (yang punja kans) untuk merebeut dan menghantam pihak lain yang juga (punja kans) untuk merebut yang pada akhirnya calon pemenang yang ingin dan mampu memenangkan posisi tersebut harus "mumank" dulu dengan "ributan" yang dibikin oleh orang yang meributkan tadi. Misalnja dia mengatakan seharusnja si A yang berhak menjadi Wakil karena si A sangat berperan atas kemenangan MN dan ISJ dulu, jadi kok sekarang si B dan si C yang di ajukan sebagai balon Wawalkot ke DPRK? Di lain pihak dan lain kesempatan di juga terkadang menghembuskan issu yang berbeda ntahlah, inilah tendangan bebas tak langsung.
Merebut ibu kota.
Di sisi lain jika kita cermati lebih jauh dia berusaha mengguncang ibu kota dengan menghasut atau mendiskreditkan pemenang yang telah mengalahkan jagoannja dulu, gak syar'ilah, ingkar janjilah yang konon tujuannja meributkan ibu kota disisa periode kepemimpinan Walkot dan Wawalkot harus "buruk" dimata rakyat meskipun njatanja mereka yang sedang berkuasa terbilang sukses (meskipun) tetap ada minusnja, nah minus itulah yang dikonversi menjadi energi dia untuk meledakkan ibu kota demi merebut posisi yang ditargetkannja di masa mendatang. Dengan kata lain dia melemahkan kandidat kompetitornja terlebih dahulu untuk lebih mudah ditaklukkan pada kompetisi berikutnja.Yang jelas jendral POLITIK tak pernah mau kalah."Keu kee han, keukah pih bek njaman"Dan akhirnja dengan tendangan bebas tak langsung itu diharapkan pemain lawan cetak gol bunuh diri.Ributlah PPP dengan DEMOKRAT maunja dia. Sehingga pada pilkada 2017 DUET MAUT PPP & HARUS BUBAR, sehingga kans meunang si mereka itu bisa lebih besar.
Ah.. sudahlah inilah politik. Jika dia tak bisa menang maka pemenang itu sendiri harus tetap kalah.
No comments:
Post a Comment