Tuesday, May 19, 2015

TERKAIT ROHINGYA CUT NYAK DHIEN PUNYA GIGI, KARTINI PUNYA NAMA, ACEH MENERIMA, INDONESIA MENOLAK.

ACEH PUNYA SUSU INDONESIA PUNYA NAMA (TERKAIT ROHINGYA)
ACEH MENERIMA, INDONESIA MENOLAK.

Sebagaimana diberitakan REPUBLIKA.CO Jumlah pengungsi Rohingya yang berada di Indonesia hingga kini telah mencapai 11.941 jiwa. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsoedi mengatakan, karena hal itu Indonesia dipuji oleh Deputi Sekjen PBB Jan Eliason. "Ini mendapatkan apresiasi dari deputi sekjen PBB yang melakukan komunikasi dengan Kemenlu pada hari Minggu sekitar pukul 9.30-10.00 WIB pagi hari," ujarnya usai mengikuti sidang kabinet di Kantor Presiden, Selasa (19/5).
Retno menilai, bantuan yang telah diberikan Indonesia terhadap hampir 12 juta pengungsi Rohingya itu sebenarnya telah melebihi dari apa yang seharusnya dilakukan. Sebab, Indonesia bukan negara yang menjadi bagian dari Convention of Refugee tahun 1951. Terlebih, tragedi kemanusiaan Rohingya ini bukanlah tanggung jawab Indonesia semata. Retno mengatakan, pengungsi Rohingya merupakan isu internasional sehingga membutuhkan kerjasama semua pihak untuk penyelesaiannya. Dalam penyelesaian kasus ini, sambung Retno, Indonesia menginisiasi adanya prinsip berbagi tugas dan tanggung jawab antara negara asal, negara transit dan negara yang menjadi tujuan para pengungsi. "Tentunya kita melibatkan organisasi internasional seperti UNHCR dan IOM untuk membantu kita menyelesaikan isu ini," kata Retno.
ACEH MENERIMA, INDONESIA MENOLAK.
Ini jelas-jelas Indonesia hanya carai muka, padahal realitas dilapangan menunjukkan bahwa INDONESIA terang-terangan menolak menerima dan membantu para pengungsi dari Rohingya tersebut.
Sebagaimana diberitakan situs Acehcyber.com Angkatan Laut TNI-AL perketat patroli di kawasan laut di Sumatera untuk menghadang kedatangan imigran Rohingya, sebaliknya para sesepuh di Aceh meminta nelayan untuk terus menyelamatkan mereka yang butuh pertolongan di laut. Juru bicara TNI Fuad Basya menjelaskan lansir BBC Indonesia, kalau patroli diperketat sebagai tanggapan atas peningkatan gelombang pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh ke Indonesia. Fuad mengatakan peningkatan patroli dilakukan dengan tiga kapal dan pesawat pengintai.
“Kami meningkatkan patroli tapi kemudian mereka menggunakan modus baru dengan menurunkan para penumpang di laut seperti yang terjadi di Langsa itu,” jelas Fuad.
Dia mengatakan sikap TNI masih tetap menolak kedatangan pendatang illegal yang akan memasuki perairan Indonesia, tetapi juga tak mengabaikan sisi kemanusiaan jika ada yang membutuhkan pertolongan di laut
Sesepuh serukan bantuan
Bagaimanapun nelayan Aceh merasa terpanggil untuk membantu para pengungsi yang sebagian merupakan umat Islam Rohingya dari Myanmar. “Kami mendengarkan teriakan Allahu Akbar dan sebagian laki-laki terjun ke laut, untuk mencapai kapal kami,” jelas Ar Rahman salah seorang nelayan Dia mengatakan ratusan pengungsi berada di kapal yang oleng ketika dia dan nelayan lainnya mencapai lokasi setelah menerima informasi dari radio komunikasi antar pelaut.
Hampir 700 pengungsi ini merupakan kelompok kedua yang terdampar di Indonesia, setelah sebelumnya hampir 600 orang Rohingya Myanmar dan Bangladesh diselamatkan nelayan di Aceh Utara. Salah seseorang sesepuh nelayan Aceh -yang dijuluki Panglima Laut- Yahya Hanafiah mengatakan meminta para nelayan Aceh untuk menyelamatkan para pengungsi yang terdampar di laut.
“Kami meminta nelayan di Aceh untuk menyelamatkan mereka demi kamanusiaan, karena hidup kita berputar, nanti kita yang membutuhkan (bantuan),” jelas Yahya.
Ratusan pengungsi yang ditempatkan di gudang Pelabuhan Kuala Langsa Aceh ini berasal dari kapal yang terombang ambing di laut setelah ditolak masuk ke Indonesia dan Malaysia oleh Angkatan Laut kedua negara.

HEHE…

1 comment:

  1. semangat kemanusiaan dan saling menolong
    #LetsHelpRohingya
    News

    ReplyDelete