ACEH, menjelang puncak perayaan 10 tahun MoU Helsinki yang telah di geser ke 15 November 2015, meskipun sejatinya harus diperingati pada tanggal 15 Agustus karena bertepatan dengan penanda tanganan Nota Kesepahaman antara GAM dengan Pemerintah RI pada 15 Agustus 2005 silam, dari Perancis dilaporkan Sejumlah 150 orang lebih dilaporkan tewas dalam insiden penyerangan di gedung pusat kesenian Bataclan, Jumat 13 November. Lainnya menderita luka serius.
Konologinya Serangan
Insiden itu bermula dari penyanderaan pada pukul 23:35 waktu setempat di gedung pusat seni Bataclan, sebelah timur Paris. Menurut laporan, seorang pria menembaki penonton konser rock band Eagles of Death Metal satu per satu.
Seorang saksi mengatakan, seorang penembak berteriak "Allahu akbar" kemudian melepaskan tembakan di keramaian penonton. (FOTO: Serangan 13 November di Paris)
Kemudian polisi datang ke lokasi. Paris langsung mengirimkan setidaknya 1.500 tentara setelah serangan di Bataclan yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari bekas kantor Charlie Hebdo, yang pernah menjadi target teroris.
PERIHNYA HIDUPAN DI ANTARA RUDAL DAN DOLAR DALAM ALIRAN MINYAK DIPERUT BUMI
Kalau ada tentara asing baik dari Eropa maupun Amerika masuk dengan segala perangkat keangkuhannja ke Timur Tengah itu dikatakan tentara Penjaga Perdamaian dunia padahal di sana mereka yang menabuh genderang perang sampai kenjaman dan hak hidup rakyat di negara terkait tidak lebih berharga dari aliran minjak di perut bumi.
Lantas ketika ada satu dua atau beberapa korban "penjajahan" yang melakukan perlawanan atas penindasan dengan menjerang kepentingan para penjajah dari Eropa maupun dari Amerika langsung tanpa proses peradilan disebut Kelompok teroris.
#Dunia semakin Edan
(Kalo orang Aceh bilang : #Pungo)
No comments:
Post a Comment