EKS KOMBATAN "JUMPAI" GUBERNUR WAJARKAH???
Oleh: Muhammad Ramadhan Al-Faruq
Oleh: Muhammad Ramadhan Al-Faruq
Lagi setelah gelombang pertama dari wilayah Perelak dan Pase,
kini sekitar 60 orang eks kombatan dari Wilayah Linge, Minggu (7/6/2015)
datangi Pendapa Gubernur Aceh. Mereka bermaksud menemui Zaini Abdullah untuk
menyampaikan beberapa tuntutan terkait kesejahteraan dan keadilan terutama bagi
para korban konflik di kawasan itu. Jhoni Suryawan, Koordinator rombongan yang
dihubungi Serambinews.com menyebutkan mereka yang datang ke
pendapa merupakan perwakilan eks kombatan Wilayah Linge.
Pertanyaannya, wajarkah mereka menjumpai Gubernur?
Sangat wajar bahkan wajib kalo menurut saya
sekalian juga jumpa dengan Wagub dan semua anggota DPRA dan DPRK serta Bupati
dan Wakil Bupati masing-masing.
Kenapa demikian? Semua tau dan saya rasa
semua kita harus mengakui bahwa semua pejabat di Aceh yang naik melalui
"kendaraan" Partai Aceh mempunyai hutang budi yang luar biasa besar
pada Eks Kombatan atau KPA, betapa tidak? PA saya katakan menang TOK-TOK karena
Eks Kombatan demikian juga pejabat dari PA, bukan karena pamor atau siapa yang di
jagokan, baik laki-laki, perempuan maupun banci bahkan mungkin wayangpun jika
sudah berhasil mengamankan rekom KPA niscaya akan menang di Aceh saat itu.
Saya sebagai "orang luar" PA harus
mengakui etos kerja dan militansi kader PA yang berasal dari Kombatan GAM
memang tiada duanya, mereka berjuang mati-matian untuk mengikuti perintah dan
memperjuangkan Jagoan yang dipercaya partainya, mereka bekerja siang malam
untuk menjaga kandidatnya, mencari dukungan, bahkan juga harus memastikan dan
menjaga bendera partai dan baliho Calon tetap tegak berdiri meski diri mereka
senditi harus roboh dan sakit-sakitan demi memperjuangkan kemenangan JAGOAN
mereka, mereka rela meninggalkan Istri dan anak dirumah, mereka rela memanjat
tiang listrik, manjat pohon asam jawa untuk memastikan bendera PA tetap
berkibar di ujung tiang tertinggi di tanoh indatoe bahkan mereka juga rela
"bermusuhan" dengan shahibnya bahkan saudara kandung sekalipun demi
dan hanya karena berbeda dukungan politik, jadi bisa dikatakan dengan cara
apapun kandidat mereka harus menang dan mereka telah mempertruhkan segalanya.
Bahkan kalo saya lihat dan nilai sungguh
mereka juga sangat wajar mendatangi rumah politikus di luar PA yang berhasil
merengkuh jabatan karena "numpang" dengan nama PA dan tentunya berkat
kerja keras KPA, sebut saja SENATOR yang konon sangat di elu-elukan, anggota
DPR RI dari beberapa PARNAS yang berafiliasi dengan langsung atau tidak dengan
PA.
Whell...
Ketika hari ini para Jagoan telah sukses dan berjaya dengan berkat kerja keras PA dan KPA, bukankah sangat wajar mereka yang dulu bekerja mati-matian untuk meminta sedikit perhatian atau dengan kata lain sedikit "peunayah" atas kesusah payahan yang telah mereka lakukan dan berikan dengan penuh totalitas?
Ketika hari ini para Jagoan telah sukses dan berjaya dengan berkat kerja keras PA dan KPA, bukankah sangat wajar mereka yang dulu bekerja mati-matian untuk meminta sedikit perhatian atau dengan kata lain sedikit "peunayah" atas kesusah payahan yang telah mereka lakukan dan berikan dengan penuh totalitas?
Jika juga mereka dianggap tidak wajar sungguh
inilah pejabat yang paling pantas dikatakan KACANG LUPA AKAN KULITNYA, yang
sama sekali tidak tau berterima kasih. Sungguh sangat pantas para pejuang itu
diperhatikan tanpa harus meu-#DINMINIMI-kan diri mereka.
Mana janjimu yang begitu indah dulu wahai
JAGOAN???
Namun dibalik itu semua terselip sebuah
pertanjaan besar KENAPA TOK DOTO ZAINI (GUBERNUR) yang theun rhueng? Apakah
hanya Doto yang dimenangkan mereka?
Artikel Terkait:
GAGAL PENUHI JANJI PEMERINTAH ACEH HARUS MINTA MAAF
Artikel Terkait:
GAGAL PENUHI JANJI PEMERINTAH ACEH HARUS MINTA MAAF
No comments:
Post a Comment