Teruntuk Bunda Illiza
Bunda, status ini jangan dibaca sebagai fitnah ya. Aku
menghormati Bunda. Begitu hormatnya, aku ingin slogan kota ini berbunyi:
"Banda Aceh Kota Bunda."
Bagiku, bila ada 10 pemimpin lelaki lain yang lebih baik dari
Bunda, aku akan memilih Bunda untuk memimpin Banda Aceh. Dan, berharap Bunda
bisa menyelesaikan tugas hingga akhir jabatan. Bila Bunda mencalonkan diri
lagi, aku akan mempertimbangkan untuk menjadi pendukung Bunda.
Bunda, satu keinginanku. Banda Aceh kalau mungkin terus dipimpin
oleh perempuan. Tentu saja aku menghormati saudara-saudaraku yang berpegang
pada hukum kepemimpinan di tangan lelaki.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian
mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain....” (Al-Taubah:71)
Dan, siapapun yang menjadi pemimpin, menurut hadish yang
diriwayat Bukhari (No. 5200) dan Muslim (No. 1829) akan dimintai
pertanggungjawabannya:
“Ketahuilah bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pemerintah yang membawahi
rakyat adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
dipimpinnya..."
Bunda, aku ingin kabarkan pesan gembira untuk Bunda. Tapi ada
juga yang sifatnya peringatan, dan bahkan ancaman. Tapi, Bunda jangan kuatir,
sebab pesan ini disampaikan oleh Nabi kita, bukan rekaan mereka yang di socmed
itu.
"Salah satu di antara tujuh golongan yang akan mendapatkan
naungan Allåh pada hari kiamat ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya
adalah pemimpin yang adil." (Tercatat dalam Shahih al-Bukhari no. 660).
Saya doakan semoga Bunda termasuk dalam golongan pemimpin yang
adil. Amin. Dan, Bunda akan lebih bahagia lagi bila saja Bunda termasuk pemimpin
yang menyayangi masyarakat. Sebab, ada doa nabi untuk pemimpin yang mengasihi
rakyatnya. Hanya saja doa ini ada pula kebalikannya. Saya berharap Bunda
termasuk pemimpin yang menyayangi rakyatnya. Amin
”Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku ini, yang
kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang
menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia” (Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1828),
Ahmad (6/62, 93, 257, dan 260), Ibnu Hibban (no. 553), Al-Baihaqi dalam
As-Sunan (9/43), dan Al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah (no. 2471); semuanya dari
hadits ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa.)
Tentang bagaimana memimpin saya yakin Bunda paham. Bila tidak
mana mungkinlah Bunda mau menjadi pemimpin. Intinya, sangat penting
memperhatikan kebutuhan rakyat dan mengatasi kefakiran rakyat. Dalam istilah
sekarang ini menjalankan program pro rakyat. Jadi program pro rakyat itu sudah
termasuk bagian dari implementasi syariat, khususnya terkait pengentasan
kefakiran. Fakir makna dasarnya rakyat yang susah hidupnya bersebab ragam
kekurangan (harta, skil, ide, akses dll). Makna masing-masing pemuka agama bisa
ditelusuri lebih lanjut.
“Barangsiapa yang diserahi kepemimpinan terhadap urusan kaum
muslimin namun ia menutup diri tidak mau tahu kebutuhan mereka dan kefakiran mereka,
niscaya Allah tidak akan memperhatikan kebutuhannya dan kefakirannya di hari
kiamat”. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2948), At-Tirmidziy (no. 1333),
serta Al-Haakim (3/99) dan ia menshahihkannya yang kemudian disepakati oleh
Adz-Dzahabiy; semuanya dari hadits Abu Maryam ‘Amr bin Murrah Al-Juhhaniy.)
Bagaimana cara tahu kebutuhan rakyat? Ah, masak ngajari itik
berenang. Ya, cukup perhatikan data statistik, atau lewat survey, atau gunakan
kecanggihan alat cctv untuk tahu keadaan rakyat. Tapi, sebaiknya dan agar lebih
bisa merasakan denyut nadi rakyat cukup diikuti saran yang ada dalam riwayat
berikut:
Imam Hasan al-Bashri meriwayatkan perkataan Umar bin
al-Khåththåb sebelum wafatnya; “Kalaulah aku masih hidup, insyaallåh aku akan
(melakukan kunjungan kerja) mengelilingi rakyatku selama 1 tahun. Agar aku
dapat mengetahi kebutuhan mereka yang tidak sampai kepadaku, atau pembantuku
tidak menyampaikannya kepadaku. Aku akan pergi ke Syam dan menetap di sana
selama 2 bulan, ke Mesir 2 bulan kemudian ke Bahråin, ke Kufah dan ke Basråh.”
(Manaqib Umar karya Ibnu Jauzi hal. 1212)
Tapi, secanggih apapun teknologi, ada sisi yang tidak bisa
dirasakan, dan karena itu Bunda boleh merujuk kepada riwayat berikut:
Thawus pun meriwayatkan perkataan Umar, “Seandainya aku
mengangkat salah seorang yang aku kenal kebaikannya di antara kalian, lalu aku
perintahkan dia untuk berlaku adil, apakah berarti telah tunai kewajibanku?”
Yang hadir menjawab, “Ya” Umar berkata, “Tidak, aku belum menunaikan
kewajibanku sampai aku melihat pekerjaan mereka.”
Oh ya Bunda. Terkait soal perlindungan tenaga kerja perempuan
yang Bunda sebut menjalankan intruksi Gubernur Aceh itu pada prinsipnya sudah
baik. Semua pekerja atau buruh ingin sekali dilindungi oleh negara. Istilah
pendukung Jokowi Jk, saatnya negara hadir ke tengah masyarakat. Keren kan.
Karena itu aku bangga sangat sama Bundalah.
Hanya saja, bila aku merujuk UU No 13/2003 perlindungan atas
tenaga kerja itu tekanannya lebih kepada pengusaha. Ragam larangan dan
kewajiban ditekankan kepada mereka yang ingin berusaha dengan memanfaatkan jasa
tenaga kerja. Misal, tidak boleh memperkerjakan perempuan berumur kurang 18
tahun dari pukul 23.00 sd 07.00 pagi. Atau dilarang memperkerjakan perempuan
hamil yang menurut dokter bisa membahayakan.
Ada banyak kewajiban yang dikenakan kepada pemilik usaha,
diantaranya memberi makanan dan minuman bergizi, dan menjaga kesusilaan dan
keamanan bagi karyawan atau buruh. Intinya Bunda, mereka yang berpotensi
"menzalimi" buruh yang diberikan larangan dan anjuran. Sedangkan
kepada rakyat yang menjadi pahlawan bagi keluarganya melalui berkerja
dilindungi dengan sebaik-baiknya.
Tentu saja boleh pemerintah melalui kerjasama dengan berbagai
komponen menyampaikan ragam petuah dan saran, misalnya tentang bahaya berkerja
di malam hari, dan pentingnya kehadiran ibu bagi keluarganya di malam hari,
termasuk tentang indahnya perempuan bila di rumah saja. Silahkan, tidak
masalah. Saran yang baik bila disampaikan dengan baik tentu akan berguna. Hanya
saja, ketika kita sadar bahwa negara belum mampu menyediakan ragam kebutuhan
rakyatnya, termasuk biaya hidup minimal bagi mereka yang belum berkerja, dan
santunan hidup untuk keluarga rentan, maka sebaiknya, pemerintah membangunlah
lingkungan yang aman dan nyaman agar semua pahlawan keluarga dapat berjuang
dengan aman dan nyaman. Segala sudut kota yang memungkinkan terjadinya maksiat
dan kejahatan di tata sedemikian rupa sehingga ketika rakyat berada di sana
mereka tidak punya kesempatan untuk bermaksiat. Bila perlu sulap Banda Aceh
menjadi Kota Terang 24 jam.
Nah, Bunda juga sesekali bergabung dengan anak-anak muda yang
tidak bisa tidur di malam hari, yang daripada menghayal dirumah mereka bertemu
di warung. Bila ada yang nakal Bunda cubit saja, apalagi yang nyimpan-nyimpan
file itu tuh di folder rahasianya. Dan, bila Bunda hadir bersama mereka, mereka
bisa diajak untuk melakukan hal kreatif. Untungnya, mereka itu suka selfie loh.
Bayangkan bila mereka berselfi dengan Bunda dan mereka menyebarkan ke media
sosial dengan keterangan yang membanggakan. Misalnya: "Kerenkan, Walikota
Kami Nan Ramah." Atau ada yang nulis "Iri iri ya bagi yang tidak
punya pemimpin penuh perhatian." Ah, Bunda!
Benar sih, bukan selfienya yang penting. Lebih utama bila
warung-warung itu menjadi pangkalan kreatif bagi anak-anak Bunda. Bayangkan,
bila Bunda buat turnamen kreatif yang mendatangkan seluruh pemuda Asia guna
menyambut MEA 2015 yang mulai berlaku Desember 2015. Duh, Bunda bakal disebut
Pemimpin Peduli Kaum Muda Se Asia. Ah, bangganya aku sebagai warga Banda
Acehlah.
Bunda, aku mau kasih tahu satu hal. Bunda harus mendidik
perempuan Aceh di kalangan remaja untuk menjadi pemimpin. Kita Aceh ini punya
genetik kepemimpinan perempuan yang keren. Di masa konflik, perempuanlah yang
menjadi ruh menuju gerbang perdamaian Aceh. Bunda, kami lelaki ini, terlalu
pandai untuk berperang. Kini, kamipun masih pandai hanya menyerang. Kalau
begitu, pemimpin perempuanlah yang ditunggui kesempatannya untuk mewujudkan
"Banda Aceh Kota Bunda."
Bunda, maafkan aku ya bila salah-salah kata. Bila ada acara
ajak-ajak aku lah. Salam hormat. Risman Rachman Warga Biasa di Ulee Kareng.
Artikel terkait:
MENYERANG ILLIZA, MEREBUT IBU KOTA
BIAR MASUK AKAL, JAM MALAM HARUS DIDISKUSIKAN
JAM MALAM DIKRITIK, ILLIZA HARUS BIJAK
KISRUH PEMILIHAN WAKIL WALIKOTA
Artikel terkait:
MENYERANG ILLIZA, MEREBUT IBU KOTA
BIAR MASUK AKAL, JAM MALAM HARUS DIDISKUSIKAN
JAM MALAM DIKRITIK, ILLIZA HARUS BIJAK
KISRUH PEMILIHAN WAKIL WALIKOTA
No comments:
Post a Comment